Legal Accountability of Small-Scale Miners for Environmental Damage

Authors

  • Togi M. Mangunsong Universitas Borobudur, Jakarta, Indonesia
  • Riswaldi Riswaldi Universitas Borobudur, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.38035/gijlss.v3i2.427

Keywords:

Small-Scale Mining, Environmental Damage, Legal Accountability, Environmental Law, Small-Scale Mining Permits.

Abstract

Small-scale mining activities in Indonesia have been increasing as a form of natural resource utilization by local communities. However, these practices are often carried out without official permits and without regard for environmental protection principles, resulting in significant environmental damage such as water and soil pollution and ecosystem destruction. This study aims to examine the legal accountability that can be imposed on small-scale miners for the environmental damage caused. The research method used is normative juridical with legislative and conceptual approaches. The results indicate that small-scale miners can be held accountable in three forms of legal responsibility: criminal, civil, and administrative. Criminal liability is regulated under Articles 98–103 of Law Number 32 Year 2009 concerning Environmental Protection and Management (UU PPLH), while civil liability in the form of compensation for environmental damage is regulated in Article 87 of the same law. Additionally, administrative sanctions such as license revocation or fines are regulated in Articles 76–80 UU PPLH. Enforcement obstacles arise due to weak supervision, lack of legal mining activity permits, and low legal awareness among the community. Therefore, policy reform is necessary to strengthen supervision, facilitate official permit issuance (IPR), and improve education and guidance for the community. The state also needs to actively regulate and foster small-scale mining to align with sustainable development principles. With a comprehensive approach, small-scale mining can proceed in harmony with environmental protection.

References

Rahayu, D. P. (2021). NEGARA: ANTARA PENGUSAHA TAMBANG DAN TAMBANG RAKYAT. Jurnal Yudisial, 14(2), 185-207.

Rahim, A. H. (2024). Pembangunan Ekonomi Biru di Indonesia. Pekalongan: Penerbit NEM.

Paransi, M. E. (2024). Tinjauan Yuridis Pendelegasian Wewenang Dalam Pembentukan Wilayah Pertambangan Rakyat. Lex Administratum, 12(2).

Idrus, A. &. (2021). Sosialisasi Pengendalian Kerusakan Lahan Akibat Pertambangan Rakyat Di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(1), 12-17.

Nasution, L. A. (2021). Kajian kerusakan lingkungan pada tambang intan berbasis pertambangan rakyat di Kecamatan Cempaka, Kalimantan Selatan. Majalah Geografi Indonesia, 35(2), 95-103.

Ramadhani, K. A. (2023). Aspek hukum pertambangan dan pengelolaan lingkungan hidup. Bekasi: PT Dewangga Energi Internasional.

Fauzi, R. M. (2024). Masalah Konflik Pertambangan Di Indonesia Mining Conflict Issues in Indonesia. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 6(1), 34-41.

Ranggalawe, G. N. (2023). Dilema Penegakan Hukum Penyelesaian Pertambangan Tanpa Izin. Marwah Hukum, 1(1), 29-40.

Cadizza, R. &. (2024). Dampak Pertambangan Ilegal Terhadap Kerusakan Lingkungan di Indonesia. UNMUHA LAW JOURNAL, 1(2), 83-90.

Darongke, F. R. (2022). Efektivitas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 dalam pemberian izin usaha pertambangan mineral di Indonesia. Lex Privatum, 10(3).

Adrian Sutedi, S. H. (2022). Hukum pertambangan. Jakarta: Sinar Grafika.

Rahayu, D. P. (2021). Eksistensi pertambangan rakyat pasca pemberlakuan perubahan undang-undang tentang pertambangan mineral dan Batubara. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 3(3), 337-353.

Murati, F. K. (2023). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN RAKYAT: THE POLICY IMPLEMENTATION IN PEOPLE’S MINING MANAGEMENT. JURNAL TEKNIK PERTAMBANGAN, 23(2), 53-56.

Palias, G. R. (2023). Implikasi Yuridis Kewenangan Perizinan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(6), 448-464.

Sunandar, P. S. (2024). WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT DAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT. JURNAL SANGKAREANG MATARAM, 11(1), 39-42.

Irwan, I. (2022). Perizinan Pertambangan Emas Di Kabupaten Pohuwato. Journal of Lex Theory (JLT), 3(1), 33-45.

Asnawi, E. &. (2023). PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT (IPR). SeNaSPU: Seminar Nasional Sekolah Pascasarjana, 1(1), 267-277.

Aditya, M. (2024). PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENYALAHGUNAAN IUP (IZIN USAHA PERTAMBANGAN) YANG BERIMPLIKASI TERHADAP KERUSAKAN HUTAN. Jurnal Studi Multidisipliner, 8(7).

Ananda, Y. (2022). Kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan emas ilegal di Kabupaten Murung Raya,(KALTENG). Jurnal Masalah Lingkungan, 1(1).

Jufri, N. N. (2024). Penegakan Hukum Terhadap Penambangan Secara Ilegal Tanpa Izin Dalam Kawasan Hutan Lindung. Legal Advice Journal Of Law, 1(1), 9-26

Published

2025-06-18

How to Cite

Mangunsong, T. M., & Riswaldi, R. (2025). Legal Accountability of Small-Scale Miners for Environmental Damage. Greenation International Journal of Law and Social Sciences, 3(2), 329–337. https://doi.org/10.38035/gijlss.v3i2.427